Medan - Koordinator Wilayah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumatera Utara menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah Kapolda Sumut, Irjen Pol Wishnu Hermawan Februanto, dalam menonaktifkan sementara Kapolres Belawan buntut dari insiden meninggalnya seorang remaja berusia 15 tahun akibat tindakan represif aparat saat pembubaran aksi tawuran.
Ketua Korwil GMKI Sumut, Arion Pasaribu, menyatakan bahwa tindakan tegas yang dilakukan Kapolres Belawan harus dibuka secara transparan, terlebih terhadap anak di bawah umur agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Kami sangat menyayangkan insiden tawuran yang tak berkesudahan tersebut. Antara tindakan tegas aparat dan persoalan tawuran yang tak kunjung usai di wilayah Belawan ini semestinya tetap menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan proporsionalitas serta solusi jangka panjang oleh pemerintah. Penonaktifkan perlu dilakukan agar transparansi dalam persoalan tewasnya remaja tersebut bisa terungkap dengan fakta yang sebenarnya,” tegas Arion dalam pernyataan resminya.
Menurutnya, langkah Kapolda Sumut untuk menonaktifkan sementara Kapolres Belawan adalah bentuk tanggung jawab institusi dan komitmen terhadap evaluasi internal Polri.
“Kami mengapresiasi keberanian dan ketegasan Irjen Pol Whisnu dalam menyikapi persoalan ini. Ini menjadi pelajaran penting agar aparat lebih terukur dalam menjalankan tugasnya di lapangan,” tambah Arion.
Korwil GMKI Sumut juga mendesak agar pemerintah mampu melakukan langkah-langkah preventif agar tidak ada korban yang jatuh berikutnya akibat tawuran yang melibatkan remaja ini. Selain itu, organisasi mahasiswa ini menyerukan pendekatan yang lebih humanis dalam merespons kenakalan remaja, termasuk tawuran.
“Tadi malam tawuran berlanjut dan Kapolsek Belawan menjadi korban dan harus dibawa ke rumah sakit. Penanganan tawuran tidak cukup hanya dengan pendekatan keamanan. Dibutuhkan upaya kolaboratif antara aparat, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan ruang aman bagi remaja,” ujar Arion.
GMKI Sumut menyarankan agar semua pihak mengawal proses hukum perkara ini dan memastikan keadilan ditegakkan, setelah itu baru mengambil kesimpulan dari permasalahan yang ada.
“Kita melihat Kapolres Belawan yang melakukan tindakan tegas juga banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat di media sosial, mengingat tawuran yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Dengan adanya tindakan tegas, masyarakat berharap tawuran tidak terjadi lagi. Mulai dari ramainya karangan bunga sampai dukungan di halaman berita membuat tindakan Kapolres Belawan dinilai positif untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya tawuran tersebut,” tutup Arion. []